Menebak Arah Kebijakan Presiden Prabowo
![]() |
Foto Kolom: Menebak Arah Kebijakan Presiden Prabowo (pandeglang xyz) |
Oleh: Pandegslang
Dengan Prabowo Subianto sebagai Presiden Republik Indonesia yang baru, benarkah kita sedang memasuki babak baru dalam sejarah politik negeri ini? Ataukah sebenarnya kita hanya berputar di lingkaran lama dengan wajah yang berbeda? Sejarah politik Indonesia sering kali menawarkan teka-teki yang pelik, dan di tangan Prabowo, teka-teki itu semakin rumit untuk dipecahkan (?).
Prabowo, yang dikenal dengan citra tegas, telah lama menjadi sosok yang kontroversial. Dalam perjalanan karier politiknya, ia bukan hanya sekadar peserta, tetapi lebih dari itu—ia adalah pembentuk alur, bahkan aktor yang mengendalikan berbagai peristiwa penting. Kini, dengan ambisinya yang tercapai untuk menduduki kursi tertinggi negara, kita berhadapan dengan pertanyaan yang mendasar: ke mana arah kebijakan presiden yang satu ini?
Salah satu hal yang tak bisa dilepaskan dari Prabowo adalah latar belakang militernya. Ketegasan dalam berbicara dan sikap kepemimpinan yang berani membuat banyak orang menganggapnya sebagai sosok yang akan menjalankan pemerintahan dengan gaya otoriter. Namun, sejarah juga mengajarkan kita bahwa ketegasan tidak selalu berujung pada otoritarianisme. Ada kemungkinan bahwa Prabowo akan memanfaatkan kekuatan itu untuk membangun stabilitas, mengatasi ketimpangan, dan memperkuat posisi Indonesia di pentas dunia.
Namun, di sisi lain, kita tak bisa menutup mata terhadap kenyataan bahwa kebijakan luar negeri yang cenderung nasionalis, seperti yang sering diungkapkan Prabowo selama kampanye, dapat menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, memperjuangkan kepentingan bangsa dan kedaulatan negara adalah langkah yang mulia. Tetapi, bagaimana jika kebijakan itu mengarah pada isolasi internasional atau bahkan memicu ketegangan dengan negara-negara besar? Dalam dunia yang semakin terhubung ini, keberanian untuk berdiri teguh dalam posisi nasionalis memang bisa jadi kekuatan. Namun, jika tak hati-hati, hal itu bisa berujung pada kebuntuan diplomatik.
Kemudian, dalam ranah ekonomi, Prabowo menawarkan janji-janji besar—dari pemberdayaan ekonomi kerakyatan hingga pembangunan infrastruktur yang menjanjikan. Tetapi, apakah ia akan benar-benar mampu mengubah wajah ekonomi Indonesia yang selama ini digerakkan oleh segelintir elit bisnis besar? Sebuah tantangan besar memang, terutama jika kita melihat ketimpangan yang sudah mendarah daging dalam struktur ekonomi negara ini. Apakah Prabowo mampu mewujudkan revolusi ekonomi yang lebih inklusif, ataukah ia akan terjebak dalam politik patronase yang terus memperbesar kesenjangan?
Namun, mungkin yang paling menarik untuk dicermati adalah sikap Prabowo terhadap reformasi. Setelah berpuluh-puluh tahun, reformasi yang kita sebut sebagai tonggak perbaikan bangsa, kini mengalami fase stagnasi. Banyak orang yang berharap Prabowo mampu melanjutkan reformasi yang sempat terhenti, dengan menata ulang birokrasi dan menegakkan hukum. Namun, apakah sosoknya yang kerap kali berseberangan dengan gerakan reformasi di masa lalu mampu menjadi agen perubahan? Atau justru ia akan terjebak dalam logika kekuasaan yang lebih mementingkan stabilitas, alih-alih keberanian untuk menghadapi ketidakadilan yang berlangsung lama?
Bagi banyak orang, Prabowo adalah simbol dari perubahan besar, meski beberapa lainnya melihatnya sebagai simbol dari kembalinya kekuasaan yang lebih otoriter. Mungkin kita perlu lebih sabar untuk menunggu, mengamati, dan mendengarkan. Apakah ia akan mengejutkan kita dengan langkah-langkah kebijakan yang tidak terduga, ataukah kita hanya akan disuguhkan dengan narasi lama dalam kemasan baru?
Arah kebijakan Prabowo, sejatinya, belum bisa kita prediksi dengan pasti. Ia berada di persimpangan, di antara masa lalu yang berliku dan masa depan yang penuh harapan. Dan seperti biasa, kita sebagai rakyat, akan mengikuti perjalanan ini dengan ketidakpastian, namun dengan secercah harapan yang selalu menyertai tiap langkah pemerintahan baru. (*_*)
Posting Komentar untuk "Menebak Arah Kebijakan Presiden Prabowo"